adityabowie

Kategori (Labels) 0 komentar | | edit post
adityabowie
PENJUAL handphone sering kali menawarkan paket dengan menyertakan alat kecil yang disebutnya sebagai "antiradiasi". Dengan "kepintarannya", seolah dia tahu benar bagaimana pengguna HP bisa terkena radiasi. Tidak heran bila dengan "kepintaran" penjual dan ketidaktahuan pembeli dan pemakai HP, mendorong terjadinya transaksi terhadap sebuah alat kecil yang disebut "antiradiasi". Meski demikian, hingga saat ini masih jarang konsumen mempersoalkan lebih jauh akan keefektifan dari alat tersebut. Tidak heran bila perangkat kecil berwarna-warni itu sering kali terlihat menempel dan menghiasi HP.

Banyak faktor yang menjadi penyebab apatis dan kurang kritisnya para pengguna HP terhadap alat "antiradiasi" yang sebenarnya relatif cukup menjamur dan cukup lama diperdagangkan. Pernahkah kita bertanya sekaligus mencari jawaban, "Benarkan menggunakan HP terlalu lama bisa terkena radiasi?" Atau "Benarkah 'antiradiasi' itu bekerja efektif untuk meredam radiasi yang dipancarkan HP?

Sebenarnya banyak lagi pertanyaan lainnya yang bakal muncul. Namun, apatis, ketidaktahuan, dan ketidakingintahuan mayoritas pengguna HP terhadap radiasi itu sendiri menyebabkan kondisi yang terjadi seperti yang diutarakan tadi. Penyebab lain tentu saja masalah kurang pedulinya pihak yang berwenang dan yang berkompeten terhadap bahaya radiasi melakukan hal serupa.

Lalu sudah adakah jawaban terhadap masalah sinyalemen radiasi HP? Secara resmi memang belum ada jawaban. Namun, setidaknya kabar gembira datang dari Kampus Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Disebut kabar gembira karena masyarakat kita sudah keranjingan dalam menggunakan HP, sementara masalah radiasi yang diisukan berbahaya belum ada jawaban. Sebuah hasil penelitian yang dilakukan seorang doktor pada kesimpulannya menyebutkan bahwa radiasi pancaran HP yang digunakan sama sekali tidak berbahaya. Adalah Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D., Ketua Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas Teknik UGM yang baru saja melakukan serangkaian penelitian terhadap dampak radiasi yang dipancarkan HP tersebut.

Menurut Ir. Sunarno yang berbicara dalam perjalanan Cilacap - Pangandaran pada acara Press Gathering Telkomsel 2003, radiasi yang dipancarkan HP frekuensinya masih berada dibawah "cahaya tampak", sehingga masih sangat aman. Yang dimaksud "cahaya tampak" adalah cahaya yang biasa kita lihat seperti cahaya matahari dan lampu. Bila saja radiasi yang ditimbulkan frekuensinya di atas "cahaya tampak", katanya, barulah berbahaya karena menyebabkan terjadinya ionisasi dalam tubuh.

Beberapa contoh radiasi yang frekuensinya diatas 'cahaya tampak' antara lain sinar X, rontgen, dan ultraviolet. "Melihat kenyataan itu, artinya orang yang sering menghitung uang saja dengan menggunakan alat yang memancarkan sinar ultra violet jauh lebih bahaya dari pengguna HP karena berpeluang terkena proses ionisasi dalam tubuhnya," tuturnya.

Proses ionisasi ke dalam tubuh itulah yang berbahaya karena bisa menibulkan berbagai penyakit yang didahului perubahan sel menjadi mati, perubahan sifat sel dan bahkan kanker.

Disebutkan, dari banyak penelitian tidak ditemukan adanya akibat munculnya kanker maupun perubahan DNA akibat dari gelombang radio, termasuk HP. "Hampir 1.400 paper pertahunnya membuktikan tidak adanya bahaya akibat radiasi dari gelombang radio, termasuk HP tentunya," tuturnya.

Menurut Dr. Sunarno, frekuesi yang digunakan HP berkisar antara 1 hingga 2 GHz pada range frekuensi yang sama dengan stasiun TV dan komunikasi microwave lainnya. Dalam penelitian radiasi HP yang didukung sepenuhnya operator selular terbesar PT Telkomsel, S����������������� �� ������ �������������������@���P�P�@����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������radiasi" oleh penjual HP dan aksesori, Sunarno menjelaskan bahwa masyarakat kita terlalu alergi terhadap kata radiasi sehinga langsung percaya. "Orang kita sering mencari kesalahan tanpa mengetahui penyebabnya," tuturnya sambil menyebutkan meski didanai Telkomsel namun hasilnya tetap netral dan bisa dipertanggungjawabkan serta bisa bermanfaat bagi pengguna telefon selular.

Menyinggung "larangan" menggunakan HP di sekitar stasiun pengisi bahan bakar (semacam SPBU), menurut Sunarno tidak ada kaitan sama sekali, terutama dikaitkan dengan "percikan" dan menyambar bahan bakar yang dikhawatirkan sejumlah kalangan. "Ya kalo frekuensinya, mungkin bisa mengganggu sistem elektronik penghitungan sehingga mengganggu kalkulasi," tutur sambil berharap hasil penelitiannya ini bisa bermanfaat bagi masyarakat umum, khususnya pengguna telepon selular. Lalu bagaimana dengan penjual dan produsen alat yang disebut "antiradiasi"? Semuanya diserahkan pada pengguna HP itu sendiri, tetapi dengan adanya hasil penelitian semacam ini, konsumen tidak lagi "dikerjain" karena ketitaktahuannya akan radiasi dan semoga tidak lagi alergi terhadap kata radiasi. **Adityabowie
Kategori (Labels) 0 komentar | | edit post
adityabowie
Nama : Aditya S
NPM : G1A004016
Dosen : Santun Sihombing


TUGAS PANCASILA….!

Sebutkan komitmen yang akan anda buat jika, seandainya anda di pekerjakan pada suatu perusahaan yang menuntut hal seperti itu. Dengan ketentuan, komitmen yang akan anda buat itu berdasarkan nilai-nilai Idiologi pancasila sebagai pedoman bangsa Indonesia?

Adapun komitmen yang akan saya buat jika di tinjau dari segi nilai-nilai idiologi pancasila yaitu:

Jujur dan patuh dalam melakukan pekerjaan
Kalau dilihat dari sudut ini saya sebagai manusia yang tidak sempurna akan menyimpulkan dan membuat komitmen terutama sekali terhadap diri sendiri bahwa saya akan setia terhadap perusahaan dalam arti bahwa tidak akan melakukan kegiatan-kegiatan yang curang di belakang atasan. Karena saya tahu dimata Tuhan YME tidak ada yang dapat di tutupi tidak ada yang luput dari pandangannya. Dengan kata lain kita akan berusaha mematuhi semua peraturan yang ditetapkan dalam perusahaan karena kita tahu itu sangat sesuai dangan ajaran yang ditetapkan dalam agama asalkan peraturan itu tidak bertentangan dengan ajaran agama yang kita anut masing-masing karna ajaran tuhanlah yang berda pada posisi paling atas. Tidak dapat di kesampingkan hanya karna persoalaan materi.

Bertindak adil dalam melakukan segala pekerjaan
Jika ditinjau dari segi ini maka saya akan membuat komitmen dalam diri saya bahwa saya akan berbuat adil dalam pembagian hasil terhadap rekan sekerja ataupun dengan pelanggan (tidak mengambil untung dengan sangat berlebihan sekali). Ini juga berarti bahwa saya berkomitmen akan adil dalam memberikan waktu terhadap atasan artinya saya akan berusaha menaati waktu yang sudah saya janjikan dengan atasan untuk di berikan kepada perusahaan. Dan juga adil dalam memberikan tenaga dalam arti tidak dengan sengaja berbuat seolah-olah diri saya tidak bias padahal sebenarnya saya mampu. Hal itu akan saya hindari.
Tidak “iri” terhadap rekan sekerja
Yang dimaksud dalam kata “iri” pada kalimat diatas bukan berarti jika teman sekerja kita sangat baik dalam bekerja terus kita merasa iri dan ingin berlomba dalam melakukan hal baik juga dalam pekerjaan. Melainkan, “iri” disini memaksudkan jika ada teman sekerja kita yang dalam pandangan atasan dia itu seakaan akan andalan dalam perusahaan. Terus kita merasa cemburu terhadap dia sehingga kita akan berusaha bagaimana caranya agar dia itu jatuh dan hingga akhirnya dalam pandangan atasan dia akan dipandang jelek atau tidak berguna. Hal ini sangat tidak benar karna jika kita melihat dari sila ketiga-“persatuan Indonesia” kita di tuntut untuk dapat bersatu atau dengan kata lain dapat saling bekerja sama antara rekan sekerja.

Loyal terhadap perusahaan
Dalam hal ini saya akan berusahaan berkomitmen bahwa saya akan berusaha dengan segala jalan yang benar untuk dapat terus setia terhadap perusahaan. Dalam hal ini implementasinya mungkin saat saya tidak dapat melaksanakan perkerjaan tertentu karena saya sakit. Saya akan berusaha aga bagaimana pekerjaan saya itu tidak jadi terbengkalai. Misalnya dengan cara menyelesaikan tugas itu di kemudian hari dengan membayarnya secara lembur, atau menyewa orang lain untuk melakukan pekerjaan itu pokoknya bagai manapun caranya asalkan hal itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai idiologi pancasila.


Download Versi DOC : Pancasila_Tugas_AKhir.doc
Kategori (Labels) 0 komentar | | edit post